Diet Bagi Ibu Hamil Apakah Perlu

Hamil Kok Diet? Boleh Apa Tidak?
Sebenarnya diet adalah mengatur pola makan. Karena itu ketika ibu hamil ingin melakukan diet, maka menjaga pola makan yang benar haruslah dilakukan. Yakni dengan mengatur asupan gizi yang sehat demi kesehatan dirinya dan janin yang dikandungnya. Saat sedang mengandung, pada hakekatnya seorang wanita memberi makan untuk 2 orang, yaitu untuk dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya.Menurut ahli kesehatan,  diet pada waktu hamil dengan harapan tubuh tidak kelewat melar, sebaiknya dihindari saja. Sebab, ibu hamil memang harus makan dengan porsi 2 kali lebih banyak ketimbang wanita biasa. Nutrisi yang diperlukan sang ibu dan bayi memang harus tercukupi semua. Tidak boleh kurang. Semua harus pas baik dari kualitas m`upun kuantitas.
Mengatur Nafsu Makan
Pada kehamilan usia trimester pertama, umumnya seorang ibu hamil justru kehilangan atau kekurangan nafsu makan. Ini akibatnya berlimpahnya hormone HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormon ini memengaruhi saluran pencernaan yang selanjutnya memperlambat gerakan atau mobilitas usus, hingga penggosongan lambung pun jadi lebih lama. Akibatnya, terbentuklah gas. Itu sebabnya keluhan mual (morning sickness) yang lebih sering terjadi di pagi hari. 
Morning Sickness VS Otak Bayi
Saat perut diisi makanan, malah menjadi mual bahkan muntah-muntah. Saat terjadi hal ini, sebaiknya ibu hamil harus tetap mengonsumsi makanan agar kebutuhan kalori, mineral dan protein yang dibutuhkan janin tercukupi. Sebab, organ-organ vital janin justru terbentuk pada trimester awal. Otak, misalnya, berkembang pesat pada minggu ke-9. Jika ibu hamil malas makan, bisa-bisa perkembangan janin terhambat.
Bila muntah-muntah 
coba atasi dengan makanan dalam bentuk kering, porsi kecil, namun frekuensi pemberiannya sering agar kebutuhan secara keseluruhan bisa tercukupi. Setelah makanan masuk, ibu hamil sebaiknya tidak langsung minum. Sebaiknya diberi jarak. Paling cepat 15 menit. Ini bertujuan agar makanan yang sudah dikonsumsi, tidak dimuntahkan.
Saat kehamilan memasuki usia trimester kedua, nafsu makan ibu hamil telah kembali normal. Meski demikian, ibu hamil harus tetap menjaga pola makan
Sebaiknya menambah konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein nabati dan hewani, seperti kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan berwarna, dan susu. Ibu hamil juga rajin mengonsumsi mineral untuk menghindari risiko paling fatal, yaitu  cacat pada bayi. Biasanya jika ibu hamil kekurangan mineral tertentu ada tanda-tanda yang dapat dirasakan. Misalnya jika sang ibu kekurangan kalsium, biasanya ibu hamil akan merasakan sakit gigi.
Kendalikan Berat Badan
Penambahan berat badan yang normal bagi ibu hamil, menurut ahli gizi, adalah sekitar 11-15 kg. Secara sederhana, hitungannya adalah 3 kg untuk bayi dari ari-ari sedangkan air ketuban sekitar 4-5 kg. Kemudian, sisanya adalah penambahan volume dan penambahan lemak yang ditimbun. Kenaikan berat badan ini umumnya terjadi saat memasuki trimester kedua. Yaitu, saat kehamilan 4-6 bulan. Sebab di trimester ini, biasanya nafsu makan sudah mulai meningkat karena ibu hamil sudah beradaptasi dengan segala perubahan di tubuh. Keluhan mual sudah berlalu seiring dengan pertumbuhan plasenta yang sudah berfungsi penuh.
Tetap Hindari Obesitas
Namun demikian, ibu hamil juga harus mewaspadai terjadinya obesitas (kegemukan). Jika berat badan bertambah terlampau pesat bisa menimbulkan risiko saat persalinan. Berat badan yang bertambah terlalu pesat pada ibu hamil juga bisa dicurigai sebagai preeklampsia. Sebab ada beberapa kasus di mana ibu hamil yang mengeluh tidak banyak makan tapi bobotnya bertambah secara tidak wajar. Kalau ini terjadi, kemungkinan adalah adanya penambahan cairan dalam tubuh, dan bukannya berat janin yang bertambah. Tanda-tandanya adalah tangan dan kaki membengkak. Besar kemungkinan si ibu mengalami preeklampsia. Untuk itu disarankan melakukan diet dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam. Baik garam dapur maupun garam pengawet.
(Source: Tabloid Nurani)