Mata Melotot Akibat Efek Kelenjar Tirod Yang Terlalu Aktif

Jika Mata Sering Melotot?
Mata yang selalu melotot belum tentu pertanda seseorang sedang marah. Mungkin saja dia menderita hipertiroid. Bahkan ada kalanya bola mata seakan hamper copot dari tempatnya. Kondisi itu dinamakan graves ophthalmopathy. Penyebabnya, aktivitas berlebihan dari kelenjar tiroid yang menyerang bagian mata. Penyakit autoimun itu akan menjadi parah bila penderita sering berada dalam tekanan jiwa (stress), minum minuman beralkohol, dan merokok. Penderita tidak hanya dilarang merokok, tapi juga harus menjauhi orang yang sedang merokok. Menjadi perokok pasif bisa memperparah penyakit ini.
Kelainan itu sebenarnya banyak dialami perempuan 
Pengaruh hormone salah satu sebabnya. Pada pria, manifestasinya lebih berat. Maksudnya, tingkat keparahannya lebih tinggi pada laki-laki jika dibandingkan dengan perempuan. Belakangan kasus seperti ini semakin banyak. Tiap bulan, minimal terdapat 3-4 pasien dengan diagnosis graves ophthalmopathy. Ada pasien yang sedang konsultasi ke bagian dokter mata. Namun juga ada yang sudah berobat di spesialis penyakit dalam. Karena ada dampak ke mata, pasien tersebut dikonsulkan ke dokter mata.
Ophthalmopathy 
Dapat terjadi sebelum, sesudah, ataupun pada saat yang sama ketika terjadi hipertiroid. Awalnya, pasien hanya mengeluh sangat peka (silau) terhadap cahaya dan merasa mata ngeres. Padahal bola matanya bersih. Bila tidak segera diobati, lama-lama bola mata pasien membesar. Akibatnya, mata terlihat menonjol keluar. Selain itu, penderita mengalami penglihatan ganda (diplopia). Lalu bagaimana mekanisme mata membesar dan melotot? Pembesaran otot rectus medialis meningkatkan volume bola mata. Padahal, ukuran rongga mata hanya 30 milimeter. Jika volume bola mata lebih dari ukuran tersebut, mata menonjol keluar. Peningkatan volume bola mata juga menekan syaraf tepi. Sehingga penglihatan jadi kurang jelas.
Dampak lain
Kornea sebagai permukaan terluar mata terekspos dunia luar. Padahal, normalnya kornea selalu terlindungi kelopak mata. Kondisi itu tentu berbahaya, sebab, kornea bisa mengalami peradangan. Salah satu tandanya yaitu mata merah. Jika ophthalmopathy tidak segera ditangani, ada kemungkinan kornea mata pecah. Dampaknya, pasien mengalami kebutaan.
Terapi steroid diperlukan untuk mengontrol radang yang mengakibatkan ophthalmopathy. Selain itu ada beberapa terapi yang dapat dilakukan setelah kadar tiroid stabil. Yakni, operasi melebarkan rongga mata. Caranya mematahkan tulang di bawah mata dan hidung. Dengan begitu bola mata seakan-akan masuk ke dalam rongga mata. Secara estetika, lebih baik daripada sebelumnya. Cara itu dilakukan untuk mengurangi paparan “dunia luar” pada kornea. Bisa berupa angin berdebu, cahaya matahari yang silau dan lainnya. Dengan begitu, kemungkinan kebutaan berkurang. Namun volume bola mata yang sudah membesar tidak bisa diapa-apakan lagi. 
(Source: Jawa Pos)