Bisa Karena Serangan Jamur Kronis
Bagi wanita, kulit kaki yang
pecah-pecah bisa dianggap sebagai problem serius. Maklum, meski kelihatan
sepele, itu bisa merusak penampilan. Banyak hal yang mengakibatkan kulit kaki
pecah-pecah. Penanganannya tidak cukup dengan diolesi pelembab saja. Setidaknya ada tiga hal yang
membuat kulit kaki pecah-pecah.
Pertama, kulit kaki ditumbuhi jamur (tinea
pedis)
Sama halnya dengan penyebab kaki berbau. Namun, kondisinya kronis.
Dalam kondisi kronis, kulit sekitar telapak kaki mengeras. Itu berlanjut hingga
bagian antar jari penghubung. Kulit yang mengeras tersebut akhirnya menjadi
pecah-pecah. Biasanya ini terjadi karena kaki
yang basah Misalnya akibat air wudhu. Pada waktu tergesa-gesa kaki tidak
dikeringkan dulu. Lama-kelamaan kaki akan ditumbuhi jamur. Ciri-cirinya kalau
bagian yang mengeras dan pecah-pecah itu disisik, keluar serbuk putih. Itu
menjadi cirri khas serangan jamur kronis.
Penyebab kedua adalah, kulit kaki yang mengalami alergi.
Yang terbanyak adalah alergi sabun cuci. Ciri khasnya, kulit yang pecah-pecah itu hanya terjadi di bagian pinggiran kaki hingga tumit. Sebab bagian itulah yang sering menapak lantai ketika mencuci. Untuk membedakan dua penyebab tersebut bisa dilakukan tes. Saat kerok kulit yang mengeras dan diperiksa ada elemen jamurnya. Gejala kaki yang pecah karena serangan jamur juga dialami orang yang menyebut kakinya mengalami kutu air. Bila tidak segera ditangani dampaknya bisa bertambah parah. Tak hanya baunya yang luar biasa tidak enak, luka memar pun muncul. Orang yang mengalami hiperhidrosis cenderung mudah dihinggapi jamur tinea pedis ini. Karena itu, menjaga kebersihan menjadi kunci utamanya.
Penyebab kedua adalah, kulit kaki yang mengalami alergi.
Yang terbanyak adalah alergi sabun cuci. Ciri khasnya, kulit yang pecah-pecah itu hanya terjadi di bagian pinggiran kaki hingga tumit. Sebab bagian itulah yang sering menapak lantai ketika mencuci. Untuk membedakan dua penyebab tersebut bisa dilakukan tes. Saat kerok kulit yang mengeras dan diperiksa ada elemen jamurnya. Gejala kaki yang pecah karena serangan jamur juga dialami orang yang menyebut kakinya mengalami kutu air. Bila tidak segera ditangani dampaknya bisa bertambah parah. Tak hanya baunya yang luar biasa tidak enak, luka memar pun muncul. Orang yang mengalami hiperhidrosis cenderung mudah dihinggapi jamur tinea pedis ini. Karena itu, menjaga kebersihan menjadi kunci utamanya.
Penyebab ketiga adalah,
hiperkeratotik eksema
Hiperkeratotik, adalah kulit keras, bukan kapalan, tapi
kulitnya mengeras. Bisa di telapak tangan dan kaki. Karena gejalanya yang
hampir sama, disarankan agar berobat ke dokter. Dokter yang akan melakukan
serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Jangan diobati sendiri. Seringkali kita tahu orang yang
tidak sabaran hingga mengelupas bagian kulit yang mengeras itu dengan cara
ditarik atau digunting. Tindakan tersebut sangat berbahaya. Mengapa? Sebab,
gunting atau tangan kita tidak steril sehingga dikhawatirkan menimbulkan luka
baru di bagian tersebut. Apalagi kalau ditarik dengan tangan. Menarik
sekuat-kuatnya hingga lapisan bawahnya juga ikut terkelupas dan berdarah.
Tindakan itu juga meningkatkan
risiko mengalami infeksi sekunder.
Indikasinya adanya tanda-tanda keradangan,
nyeri, dan keluar nanah. Bila sudah begitu, semakin sulit penyembuhannya.
Pengobatannya disesuaikan dengan penyebabnya. Jika penyebabnya jamur, penderita
diberi obat anti jamur. Bila penyebabnya alergi, jauhilah penyebabnya, yaitu
cucilah dengan sabun cuci. Jangan gunakan sabun cuci itu lagi. Lindungi kaki
agar tak tersentuh langsung dengan sabun cuci. Kalau disebabkan hiperkeratotik eksema, dokter dapat
memberikan obat antikeratosis. Obat yang berupa krim itu dioleskan pada bagian
kulit yang pecah-pecah. Tujuannya memecah kulit yang mengeras dan pecah tadi.
Salah satu bahan obatnya adalah asam
(Source: Tabloid Nurani)
(Source: Tabloid Nurani)