Bagaimana Cara Meningkatkan Fungsi Paru-Paru?
Sebuah study, mengatakan bahwa stimulasi otak yang mendalam dilakukan pada orang yang menderita gangguan gerakan atau movement disorders dan sakit kronis, juga memiliki pengaruh pada fungsi pernapasan. Peneliti dari Oxford, Inggris Raya, mengatakan bahwa deep brain stimulation (DBS), adalah perawatan bedah dimana sebuah elektroda kecil ditanam di dalam otak. Elektroda itu akan mengirim impuls listrik untuk merangsang bagian tertentu dari otak, untuk mengganggu aktivitas otak normal.
Temuan awal dari study ini
membantu para peneliti untuk lebih memahami peran otak dalam mengontrol fungsi paru-paru. Selain itu memberikan wawasan berguna untuk mengembangkan pengobatan baru untuk penyakit seperti penyakit paru obstruktif yang kronis, dan asma.
Temuan awal dari study ini
membantu para peneliti untuk lebih memahami peran otak dalam mengontrol fungsi paru-paru. Selain itu memberikan wawasan berguna untuk mengembangkan pengobatan baru untuk penyakit seperti penyakit paru obstruktif yang kronis, dan asma.
Tim peneliti juga mengetahui
jika DBS ini juga dapat mempengaruhi fungsi pernapasan dengan malakukan serangkaian percobaan dalam individu yang menerima DBS untuk sakit kronis atau gangguan gerakan seperti Parkinson. Dengan menggunakan teknik pencitraan fungsional yang canggih, penyelidikan baru ini telah membantu untuk lebih memahami daerah otak yang mengendalikan beberapa fungsi-fungsi yang kompleks dari system saraf otonom (ANS). ANS adalah bagian dari system saraf tepi yang mengendalikan fungsi spontan, semisal bernapas dan detak jantung.
jika DBS ini juga dapat mempengaruhi fungsi pernapasan dengan malakukan serangkaian percobaan dalam individu yang menerima DBS untuk sakit kronis atau gangguan gerakan seperti Parkinson. Dengan menggunakan teknik pencitraan fungsional yang canggih, penyelidikan baru ini telah membantu untuk lebih memahami daerah otak yang mengendalikan beberapa fungsi-fungsi yang kompleks dari system saraf otonom (ANS). ANS adalah bagian dari system saraf tepi yang mengendalikan fungsi spontan, semisal bernapas dan detak jantung.
Ketika perlakuan DBS ini dilakukan pada orang sakit kronis
pada bagian otak inti subthalamic dan periaqueductal abu-abu, para peneliti ini menemukan perubahan besar dalam beberapa fungsi paru-paru. Respon yang terjadi adalah, laju expiratory puncak, yang merupakan sebuah kunci pengukuran fungsi paru-paru pada orang yang menderita asma, meningkat hingga 14%. Ditemukan juga fakta bahwa stimulasi yang diberikan di daerah otak lain, tidak berpengaruh pada fungsi paru-paru.
(Source: Berbagai Media Online)
pada bagian otak inti subthalamic dan periaqueductal abu-abu, para peneliti ini menemukan perubahan besar dalam beberapa fungsi paru-paru. Respon yang terjadi adalah, laju expiratory puncak, yang merupakan sebuah kunci pengukuran fungsi paru-paru pada orang yang menderita asma, meningkat hingga 14%. Ditemukan juga fakta bahwa stimulasi yang diberikan di daerah otak lain, tidak berpengaruh pada fungsi paru-paru.
(Source: Berbagai Media Online)