Radiofrequency Ablation Basmi Tumor Dengan 1 mm Jarum Panas

Terapi ini termasuk radikal yang tanpa menyebabkan luka
Dilakukan dengan cara memakai sebatang jarum yang bisa memancarkan panas ditusukkan ke ginjal untuk memebakar tumor. Hasilnya memang akan meninggalkan bekas luka kecil tidak lebih dari 1mm pada permukaan kulit. Lebih kecil daripada bekas luka tusukan jarum donor darah. Seorang pasien asal Jepang yang pernah menjalani operasi ini menjelaskan, sebelumnya dia memiliki tumor ginjal sebesar kurang lebih 3,6 cm. Pada waktu menjalani terapi ini digunakanlah jarum yang panjangnya sekitar 20 cm dan tebalnya 1,47 mm. Posisi jarum ditetapkan di bawah panduan USG. Jarum itu ditusukkan tepat pada tumor yang ada di ginjal. Jarum itu bisa memancarkan gelombang frekuensi, seperti microwave yang digunakan di rumah tangga. Suhu tumor ditingkatkan hingga 100 derajat Celsius untuk membakar sel tumor hingga mati. Umumnya tumor kecil dipanaskan dalam waktu 12 menit. Untuk tumor besar dilakukan 2-4 kali berulang-ulang. Dilakukan selama 15 menit, baru selesai.
Menurut ahli, sel tumor sangat takut pada panas
Pada umumnya sel tumor mati bila dipanaskan hingga suhu 60 derajat Celsius. Setelah jaringan tumor mati terbakar, bekas yang tersisa secara perlahan akan diserap sendiri oleh tubuh secara alami.
Setelah terapi ini selesai pasien tidak perlu menjalani kemoterapi 
karena hasil pembakaran jauh lebih tuntas dibandingkan dengan pengangkatan. Secara umum, sehari setelah menjalani terapi, pasien sudah bisa berjalan dan makan. Tidurnya juga sudah bisa normal. Jika operasi pengangkatan tumor adalah cara eksternal, maka radiofrequency ablation ini adalah melarutkan secara internal. Untuk tumor yang besarnya tidak lebih dari 5 cm dan jumlahnya tidak lebih dari tiga, tingkat bertahan hidup pasien sampai lima tahun dari masa terapi.
Radiofrequency ablation 
dapat dilakukan pada bagian organ padat, seperti pada kanker hati, paru-paru, ginjal, jaringan tulang lunak. Untuk organ yang berbentuk rongga, terapi ini tidak bisa dilakukan. Misalnya pada kanker lambung pada saluran pencernaan dan kanker usus.
(Source: Jawa Pos)