Ginjal Tinggal Satu Tidak Masalah

Tapi Bagaimana Menjaga Ginjal Yang Tinggal Satu?
Mendonorkan ginjal adalah perbuatan yang mulia. Ahli kedokteran menegaskan bahwa risiko kematian dalam operasi cangkok ginjal sangat kecil. Baik bagi donor maupun resipien. Selain itu, mendonorkan ginjal tidak akan berpengaruh pada kualitas dan umur harapan hidup.
Keunggulan Teknologi Laparoskopi
Sayatan kecil dan masa penyembuhan singkat. Namun, tetap ada kemungkinan muncul beberapa risiko selama perawatan pascaoperasi. Diantaranya adalah pembuluh darah lengket dan pendarahan yang tidak terkontrol. Kalaupun donor ginjal dengan teknik laparoskopi sudah bisa keluar dari rumah sakit, tetap harus periksa berkala (kontrol). Itu dilakukan untuk mengetahui kondisi donor dan meminimalkan komplikasi.
Donor ginjal tetap bisa hidup sehat 
meski hanya dengan satu ginjal. Intinya harus bisa hidup normal dan seimbang. Maksudnya, tidak minum minuman beralkohol dan merokok. Hidup seimbang, antara lain adalah menjaga pola makan dan rutin berolahraga.
Bagi yang ginjalnya sehat, tes urine secara berkala
Itu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ginjal. Pada prinsipnya, jika kedua ginjal sehat, kinerjanya mencapai 100 persen. Ambang batas kerja ginjal yang masih bisa ditoleransi sekitar 25 persen. Jadi kita sebenarnya disiapi ginjal serep (cadangan). Rata-rata masyarakat baru periksa kesehatan ginjal setelah mengalami keluhan. Celakanya, saat dites ternyata fungsi ginjalnya tinggal 20 persen bahkan kurang. Jika fungsi ginjal sudah 10 persen, dokter akan menganjurkan cuci darah (hemodialisis) atau transplantasi ginjal.
Beda 
Bedah Konvensional VS Bedah Laparoskopi
Siapapun yang diminta untuk menjalani operasi perlu mempertimbangkan banyak hal. Bila ada pilihan bedah konvensional atau laparoskopi, bandingkan dulu sebelum menjatuhkan pilihan.
Bedah Konvensional
luka sayatan lebar. Masa penyembuhan relative lebih lama. Biaya yang dibutuhkan relative lebih sedikit.
Bedah Laparoskopi
luka sayatan kecil, nyaris tanpa bekas. Masa penyembuhan relative singkat. Biaya yang dibutuhkan lebih banyak.
Pada keduanya tetap ada risiko komplikasi pascaoperasi, seperti pendarahan dan infeksi.
(Source: Jawa Pos)