Cegah Tuli Dengan Kapas

Biasa Suara Keras Sebabkan Tak Peka Bisikan
Saat ini remaja gemar mengenakan headset di mana pun. Mulai jalan-jalan sampai membaca buku di kamar, biasanya headset atau earphone selalu menempel di telinga. Padahal, kebiasaan itu berpotensi merusak pendengaran. Ahli spesialis THT menyebutkan beberapa kebiasaan lain yang memengaruhi kesehatan pendengaran, Salah satunya, menyalakan TV keras-keras tiap hari. Umumnya menonton film action tanpa diiringi suara keras tentu kurang menarik.
Kebisingan sering berasal dari suara blender dan vacuum cleaner. Intensitas bunyi-bunyian tersebut rata-rata 88 desibel. Berarti suara itu tidak boleh didengarkan lebih dari 4 jam. Bila koklea kelelahan, telinga tidak lagi sensitive terhadap suara pelan. Lama-lama telinga akan rusak bila sering mendengar suara keras. Bermain di pusat hiburan di mall misalnya harus dibatasi. Misalnya sewaktu bermain boom-boom car. Ada bahaya selain keceakaan yang luput dari perhatian. Suasana di dalam area permainan tersebut sangat bising. Terutama dari lagu-lagu yang diperdengarkan. Karena itu, batasi berada di pusat permainan yang bising. Lebih dari 1-2 jam, mengganggu pendengaran. 
Berada di tengah kebisingan 
dalam waktu lama merusak rambut-rambut yang menghubungkan koklea (cochlea atau rumah siput) dan syaraf otak. Dampaknya anak tidak bisa mendengar suara pelan. Organ koklea anak juga rentan kelelahan. Itu mengakibatkan gangguan pendengaran menetap atau permanent. Para orang tua hendaknya memahami hal itu. Indera pendengaran anak patut dilindungi. Caranya, selalu membawa ear plug maupun kapas penutup telinga. Setelah selesai bermain, orang tua bisa bertanya kepada anak mengenai organ pendengarannya. Kalau ada keluhan, secepatnya diperiksakan ke dokter THT.
Diingatkan juga bahwa prevalensi orang tuli di masa kini relative tinggi
Padahal ada 5 jenis ketulian yang bisa dicegah. Yakni, congek, tuli sejak lahir, tuli karena bising, presbiakusis (tuli pada orang tua), dan serumen (kotoran telinga). Jika 5 jenis ketulian tersebut dapat dicegah, maka angka kejadian tuli akan menurun.
(Source: Jawa Pos)