Biarpun Muda Bila Kapasitas Otak Penuh Bisa Pikun
Lupa, meski wajar, sering
menjengkelkan. Gangguan memori itu biasanya dikaitkan dengan pikun. Padahal,
ada juga lupa yang masih tergolong normal. Menurut dokter spesialis syaraf,
lupa merupakan hal yang wajar dan bisa dialami siapa saja sejak kanak-kanak.
Semua orang pernah mengalami lupa dan banyak hal yang memengaruhinya. Saat lupa, salah satu fungsi
kognitif otak, yaitu memori atau daya ingat, terganggu Memori merupakan tempat
untuk menerima informasi yang masuk. Kemudian, informasi itu diproses untuk
menghasilkan daya ingat.
Daya ingat tersebut dibagi
berdasar rentang waktu
Yakni, memori singkat (recent memory) yang biasanya
bertahan dalam hitungan menit. Misalnya, nama, nomor telepon, dan angka.
Kemudian, memori jangka pendek (short term memory) yang biasanya mampu
diingat seseorang dalam hitungan jam dan hari. Meliputi, jadwal kegiatan atau
janji. Selanjutnya adalah memori jangka panjang (long term memory) yang
biasanya bertahan dalam jangka bulan hingga tahunan. Misalnya, tanggal
kelahiran, keluarga, dan berbagai ingatan lainnya.
Banyak penyebab yang berakibat
lupa
Gangguan daya ingat jangka pendek bisa berdampak pada kerusakan di bagian
medial temporal-hippocampus. Lokasinya di otak samping bagian dalam. Untuk daya
ingat jangka panjang, gangguan terjadi di korteks otak. Yaitu, di bagian
terluar otak. Beberapa factor risiko juga berperan. Contohnya, tekanan darah
tinggi (hipertensi), kolesterol, hingga stroke. Juga, factor usia. Semakin
bertambah usia, daya ingat makin berkurang. Faktor trauma di kepala juga sering
memengaruhi memori. Misalnya, pasca kecelakaan yang disertai benturan di
kepala.
Lupa adalah tergolong wajar
(normal)
jika tidak ada gangguan pada organ yang berkaitan dengan fungsi
memori. Lupa jenis itu bisa dialami berbagai usia. Bagaimana dengan orang muda
yang sering lupa? Lupa, sering terjadi pada orang yang supersibuk. Nah, dalam
kondisi tersebut, bukan otak yang terganggu. Namun, pada saat bersamaan, banyak
hal yang harus diingat melebihi kapasitas memori otak. Biasanya itu berlangsung
sebentar. Otak pun segera melakukan konsolidasi memori ulang sehingga kembali
teringat.
Berbeda dari amnesia
Orang yang
mengalami amnesia tidak bisa mengingat kejadian tertentu. Kebanyakan amnesia
terjadi lantaran penyakit degeneratif otak, cedera kepala, tumor, gangguan
pembuluh darah, serta infeksi otak. Amnesia juga terjadi karena gangguan
psikologis. Misalnya, depresi, alcoholic, keracunan, serta penyakit berat
sistemik.
Demensia Pada Orang Lanjut Usia
Sementara itu, lupa paling banyak
dialami orang tua. Kondisi itu dikenal dengan pikun (demensia). Lupa itu mulai
dialami orang mulai berumur 50 tahun. Namun, sekarang cukup banyak yang
mengalami demensia sebelum waktunya. Biasanya muncul karena serangan penyakit.
Demensia adalah jenis Alzheimer
paling sering ditemukan dan paling ditakuti
Ciri-cirinya, lupa meletakkan
barang dan kehilangan daya ingat yang semakin berat dari hari ke hari. Juga,
mengalami permasalahan berbahasa, disorientasi waktu, dan tempat, hingga
penurunan perhatian.
Untuk mencegah lupa
Tidak
disarankan untuk mengonsumsi suplemen berupa obat-obatan yang katanya bisa
mengurangi terjadinya lupa. Hingga sekarang, belum ada penelitian tentang
manfaat suplemen otak untuk mengurangi lupa.
(Source: Tabloid Nurani)
(Source: Tabloid Nurani)