Pandemi Flu Bisa Belangsung Saat La Nina

Bagaimana Virus Flu Menyebar Lewat Perubahan Alam?
Pandemic flu dapat mengikuti La Nina, pada saat terjadinya kondisi cuaca sering turun hujan besar di daerah Khatulistiwa dan sekitar Pasific. Kondisi La Nina ini dapat mengubah pola migrasi burung dan hal ini akan menyebkan terjadinya penyebaran flu yang kemudian akan menjangkiti manusia melalui virus. Migrasi burung sering diidentikkan sebagai kutub utama penyebab virus influenza menyerang manusia. Ilmuwan US, menyatakan. 
Namun begitu 
karena La Nina lebih sering terjadi daripada pandemic flu yang terjadi secara global, maka korelasi causalis diantara kedua kejadian ini masih teka-teki. Para peneliti ini masih berusaha mencari faktor-faktor lain yang bisa dijadikan penguat alasan kenapa causalisme tersebut dijadikan sebagai peringatan dini akan terjadinya pandemic flu secara luas. La Niña adalah pola suhu tertentu laut yang terjadi di Samudera Pasifik dan daerah tropis setiap sekitar dua sampai tujuh tahun. Selama La Niña, temperatur permukaan laut lebih rendah daripada normal. Ini adalah kebalikan dari El Nino, ketika suhu permukaan laut menjadi lebih tinggi dari normal.
Sebelumnya pernah terjadi serangan flu ini di beberapa kawasan 
yaitu flu Spanyol tahun 1918, flu Asia 1957, flu Hongkong tahun 1968, dan flu babi di tahun 2009. Para peneliti influenza ini menemukan fakta, bahwa terjadinya penyebaran virus flu tersebut didahului semua oleh temperatur permukaan laut di bawah normal, konsisten dengan pola cuaca La Nina.
Merujuk pada hasil study lainnya 
La Nina ini dapat merubah rute terbang burung-burung, yang menyebabkan berubahnya tempat singgah mereka. Kebugaran dan percampuran antar spesies burung yang bermigrasipun juga terpengaruh oleh La Nina. Sehingga menyebabkan kondisi ideal untuk terjadinya perombakan genetic atau penyusunan gen ulang yang mengarah pada timbulnya jenis flu baru.
Yang perlu diperhatikan 
bahwa burung-burung ini bisa berubah susunan gennya karena kadang-kadang mereka berhenti di sebuah lahan pertanian, di mana mereka datang dan terjadi kontak dengan sekawanan burung dan hewan, seperti ayam dan babi. Pada tahun 2009, saat terjadinya serangan virus flu babi, menunjukkan tanda-tanda bahwa gen swapping ini telah terjadi yaitu antara virus flu burung  dan virus flu babi. 
(Source: Berbagai Media Online)